Pages

Rabu, 11 Maret 2015

PRICELESS MOMENT: Tentang Momen Berharga Antara Ayah dan Dua Buah Hatinya

Judul Buku: Priceless Moment
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Gagasmedia
ISBN: (13) 978-979-780-738-2

Kehilangan orang yang amat dicintai, konon akan terasa seperti kehilangan separuh nyawa. Apalagi jika kehilangan itu meninggalkan sebuah konsekuensi dan tanggung jawab yang cukup berat, dan selama ini belum sempat terbayangkan.

Hal itu dirasakan benar oleh Yanuar saat secara tiba-tiba harus kehilangan Esther – istrinya. Esther tertabrak mobil saat hendak menyebrang untuk menjemput Hafsha dan Feru – putra-putrinya, dan meninggal seketika. Yanuar linglung saat menyadari bahwa kini ia tak hanya berperan sebagai seorang Ayah yang berkewajiban mencari nafkah, tapi juga berperan sebagai ibu bagi Hafsha dan Feru. Sebuah peran yang sama sekali tidak Yanuar pahami. Selama ini Yanuar terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga ia hampir benar-benar kehabisan waktu untuk Esther, Hafsha dan Feru.

Yanuar sedih saat menyadari bahwa Hafsha dan Feru terlihat lebih bahagia saat bersama dengan Wira – adiknya, yang pandai membacakan dongeng. Ia akhirnya sadar bahwa ia harus memperbaiki diri jika tak ingin merasakan penyesalan karena kehilangan momen-momen berharga dengan dua anaknya itu.

“Saya tidak bisa seperti ini terus.” Yanuar menangkupkan kedua tangan di meja. “Saya harus memperbaiki diri, perlahan.” (Halaman 29)

Ketika kedekatan dengan Hafsha dan Feru mulai terbangun, Yanuar kembali didera perasaan galau dan takut kehilangan saat Matilda – ibunda Esther, hendak mengajak Hafsha ke Meksiko saat liburan sekolah. Matilda ingin memperkenalkan Hafsha dengan Meksiko, karena ia ingin mewujudkan keinginan Esther untuk menyekolahkan Hafsha di sana, saat memasuki jenjang sekolah menengah nanti.

Sementara itu, seorang karyawati baru bernama Lieselotte cukup menarik perhatian Yanuar. Lieselotte cenderung penyendiri, terkesan arogan dan tidak peduli pada lingkungan. Tapi ia cukup takjub ketika mendapati Lieselotte begitu mudah akrab dengan anak-anak, termasuk Hafsha dan Feru saat mereka bertemu di sebuah acara gathering kantor mereka. Yanuar merasakan perasaan lain, meski ia belum yakin itu cinta. Yanuar masih tetap ingin memprioritaskan seluruh energinya untuk Hafsha dan Feru.

Priceless Moment menyuguhkan sebuah cerita tentang betapa momen berharga akan sangat meninggalkan penyesalan mendalam jika terlewatkan. Setiap kalimat dalam novel ini amat sarat dengan emosi yang mengaduk-aduk perasaan. Hubungan antara seorang ayah dan anak tergambar begitu nyata dan natural. Kalimat-kalimat Hafsha dan Feru juga benar-benar menggambarkan jiwa anak-anak mereka.

Jika ada hal yang membuat saya agak kurang sreg dalam novel ini, satu-satunya adalah tentang kisah cinta Yanuar dan Lieselotte. Rentang waktu hingga akhirnya mereka bertemu kembali rasanya terlalu panjang. Apalagi adegan saat mereka hujan-hujanan, sebelum akhirnya Lieselotte pindah ke Jerman. Rasanya adegan itu kurang pas untuk dua orang yang sama-sama dewasa.  Di luar itu, perfect!

4 komentar:

  1. Jadi pengen baca. Kupikir ini murni romance. Ternyata ada unsur keluarga juga. :)

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Bagus lhoooo mbak.... tp kisah cintanya ganjil :D

      Hapus