Pages

Senin, 27 Juli 2015

Montase: Kisah Cinta Gadis Sakura dan Pencinta Film Dokumenter

Judul : Montase
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 357 hlm
Terbit : 2012

 Aku berharap tak pernah bertemu denganmu.
Supaya aku tak perlu menginginkanmu,
memikirkanmu dalam lamunku.
Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.
Tapi...,
kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu,
mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua saja denganmu.
Menikmati waktu bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai...
dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.

Saya sudah menyelesaikan novel Montase karya Windry Ramadhina ini kalo nggak salah sudah lebih dari tiga bulan yang lalu. Jadi sebenernya mau nulis review sudah agak kesulitan, feel-nya udah ilang, dan parahnya... saya nggak bikin coretan apapun waktu baca. Huhu. Entah ada apa dengan saya #tsaahh

Novel Montase ini bercerita tentang anak-anak mahasiswa perfilman. Tentu bukan seluk-beluk kuliah film yang dibahas Mbak Widry. Kisah cinta tetap menjadi tema utama. Hanya saja, dilihat dari beberapa novel lainnya, Mbak Windry memang selalu mengangkat sebuah 'dunia' bagi para tokohnya.

Rayyi, Andre, Sube dan Bev. Empat bersahabat yang kesemuanya merupakan mahasiswa Fakultas Film. Lalu ada Haru Enomoto. Seorang mahasiswi Jepang yang tengah mendapat kesempatan belajar di IKJ selama beberapa bulan.

Rayyi merupakan anak seorang produser film terkemuka. Ayahnya sangat berharap anak laki-lakinya bisa menjadi penerusnya, dan mendorong anaknya untuk mengambil peminatan produksi. Sayangnya Rayyi tak menyambut keinginan ayahnya. Ia jauh lebih tertarik pada bidang film dokumenter, yang akhirnya menjadi pemantik konflik antara ia dan ayahnya.

Haru, si gadis berkepala angin yang pada awalnya terlihat aneh dan ceroboh di mata Rayyi, berhasil mencuri perhatian Rayyi melalui karya film dokumenternya. Mereka akhirnya semakin akrab saat Samuel Hardi -- seorang dosen tamu -- menyuruh mereka mengikuti IDFA, sebuah kompetisi film dokumenter berskala international. Dan bisa diduga, cinta perlahan tumbuh di antara mereka. Meski akhirnya Rayyi harus menahan kecewa dan sedih, karna Haru pulang ke Jepang dengan tiba-tiba, lalu hilang tanpa kabar.

Yah, begitulah kira-kira yang saya ingat dari novel ini. Suka sih. 4 dari 5 bintang. Cuma kalo bicara kesan, jujur yang paling dalam kesannya di hati saya adalah novel London. Tapi overall, selalu suka sama cara bercerita Mbak Windry :)