Pages

Senin, 14 Desember 2015

5 Guru Kecilku: Cerita Tentang Warna-Warni Mengasuh 5 Anak


Repot urusan anak diwaktu kecil itu PASTI
Repot urusan anak diwaktu dewasa itu PASTI ADA YANG SALAH
Repot urusan anak di negeri akhirat itu PASTI MERUGI (Hal 221)

5 Guru Kecilku ini merupakan buku yang bercerita tentang kisah pengasuhan 5 orang anak oleh sang penulis, yaitu Kiki Barkiah. Suka duka kerepotan mengurus 5 orang anak di Negeri Paman Sam tanpa seorang pun sanak saudara maupun asisten rumah tangga.

Dengan bahasanya yang amat natural, Kiki Barkiah mampu menceritakan dengan sangat mengena tentang berbagai taktik dan metodenya dalam mendidik 5 orang anaknya. Di tiap babnya, Mbak Kiki tampak amat peduli pada keseluruhan aspek pendidikan anak-anaknya, baik pembentukan karakter, pengenalan agama, pendidikan emosi, dll.

Lewat buku ini Mbak Kiki semakin menyadarkan saya bahwa seorang wanita, haruslah punya bekal pendidikan yang mumpuni karna ia-lah yang menjadi tonggak peradaban. Baik buruknya generasi penerus peradaban, sejatinya bukan di lembaga-lembaga pendidikan, tapi ada di rumah terutama di tangan orangtua. Selain itu, mata saya juga jadi terbuka, bahwa anak-anak adalah makhluk yang juga bisa diajak berdiskusi, bisa diarahkan, bisa diajak bernegosiasi, juga diberi pengertian.

Ummi: "Sudah beres semua mainannya?"
Saat kaget melihay rumah berantakan karena kegiatan eksplorasi...
Ummi: "Mmm... Yang bakal ngepel siapa? Yang bakal beresin siapa?".
Biasanya mereka bilanh " fiyuh... Me!!"
Saat mendekati waktu bapak pulang....
Ummi: "Waktu habus, bapak sebentar lagi pulang, ayo aa pimpin ade-ade beresin mainannya!"
(Hal 161)

Kesadaran itu selama ini hampir hilang dari kepala saya, lantaran saya hampir selalu disuguhi pemandangan bahwa anak kecil itu 'belum bisa berpikir'. Sekarang saya tahu, anggapan itu salah besar. Yang lebih keren, Mbak Kiki memberlakukan sistem homeschooling di rumahnya, dan ialah gurunya. Luar biasa!

Selain memaparkan tentang warna-warni pengasuhan anak, Mbak Kiki juga memaparkan tentang peran suami yang tidak boleh dikesampingkan, meskipun ia sibuk dengan amanah mencari maisyah di luar rumah. Terutama dalam hal dorongan semangat bagi sang istri yang pasti sangat sering diuji kesabarannya menghadapi buah hati mereka.

Bapak: "Assalamualaikum"
Ummi: "Waalaikumsalam pak, bapak..... I just want to say i love you!"
Bapak: "wkwkwkwwk, ada apalagi mi di rumah?"
Ummi: "wkwkwkwkwkwkw seruuuuuuuu deh pokoknua doain ya pak biar mudah!"
Bapak: "Iya. Semangat ya mi!"
(Hal 187)

Sekali lagi, dengan kesederhanaan cara bercerita, buku ini justru sangat sampai ke hati. Bahkan saat sudah sampai di halaman terakhir, rasanya saya belum rela. Saya masih ingin membaca pengalaman Mbak Kiki lebih banyak lagi. 4,5 dari 5 bintang untuk 5 Guru Kecilku, 0,5 bintang kurangnya hanya untuk kesalahan-kesalahan kecil pengetikan. Hehe.

Ditunggu buku bagian 2-nya, Mbak :)