Sumber |
Judul Buku: Rumah Tangga
Penulis: Fahd Pahdepie
Penerbit: PandaMedia (Imprint dari GagasMedia)
ISBN: (13) 978-979-780-813-6
"Maka, bagiku, mencintaimu adalah berhenti mengandaikan semua hal
baik yang tak ada dalam dirimu sekaligus memaafkan semua hal buruk yang
ada dalam dirimu." (Hal. 17)
Awal-awal saya mendengar tentang akan terbitnya buku ini -- saat Fahd membuka polling tentang cover yang akan dipakai -- jujur saya hampir sama sekali gak tertarik. Tapi saat quote-quote yang berasal dari buku ini mulai bertebaran, rasa penasaran mulai menggelitik saya. *halah bahasanya :D*
Penasaran, tapi tetep sih agak enggak buat beli. hehe. Akhirnya, maksa teman untuk beli, terus saya pinjem :D *kekep dompet* *prinsip ekonomi* *sungkem sama Fahd* :P
"Kita tak boleh membiarkan orang-orang yang ingin meracuni dan
menghancurkan hidup kita mengontrak satu ruangan di kepala kita,"
katamu. "Naikkan harga sewanya! Mereka harus berusaha lebih keras lagi
untuk bisa melakukannya." (Hal. 163)
Aku bangun dengan cinta
Kau rawat dengan doa
Demikianlah kita
Berumah di tangga
Menuju surga
(Hal. 168.Ini nih yang comot-able banget :D)
Kau rawat dengan doa
Demikianlah kita
Berumah di tangga
Menuju surga
(Hal. 168.
Buku ini secara garis besar menceritakan tentang perjalanan cinta Fahd Pahdepie dan istrinya -- Rizqa, sejak belum menikah hingga kini telah memiliki dua orang buah hati. Kita akan 'diijinkan' dengan leluasa mengetahui kisah mereka yang mungkin sebelumnya hanya menjadi rahasia mereka dan keluarga. Tentang orangtua Fahd yang sempat tidak menerima Rizqa dengan tangan terbuka, misalnya. Kita juga akan tahu bahwa pasangan ini meniti kehidupan dari 0 -- bukan ujug-ujug atau sejak awal sudah enak seperti yang bisa kita lihat di akun socmed Fahd saat ini.
Bentuk tulisan tiap bagian juga bervariasi. Ada yang bentuknya hanyak puisi -- ungkapan cinta dari Fahd untuk Rizqa. Ada yang berbentuk surat -- dari Fahd untuk Rizqa, maupun dari Rizqa untuk Fahd. Ada pula yang merupakan nasehat serta pesan dari Fahd untuk adik laki-lakinya yang akan menikah, dan untuk dua anaknya - Kalky dan Kemi. Pokoknya gitu deh. Hihi. Dari beberapa buku tentang tema serupa yang saya baca, buku ini termasuk yang efek 'JadiPengenNikahSegera'-nya paling ringan. Jadi aman lah, gak bikin galau-galau amat. Hehehe
Inilah roller coaster yang sesungguhnya. Kadang, kita harus teriak
kencang ketakutan, kadang harus bahagia melepas segala beban. Di atas
semua ketakutan itu, kita tahu, semua akan baik-baik saja. (Hal. 250)
Itulah mengapa aku agak 'takut' baca buku tema nikah. Bhasa berat
BalasHapusFahd dan Rizqa keren ya. Karena berproses. Aku kirain awalnya mereka nikah itu udah jadi orang lho, ca. Soalnya kehidupan sekarang kan kayaknya wah gitu.
BalasHapusjadi ini kisah penulisnya ya? kayaknya lebih seru buat dibaca daripada fiksi
BalasHapus