Rainbow bercerita tentang lika-liku perjalanan Akna
dan Keisha yang bagaikan pergantian cuaca. Dari cerah ke mendung, kemudian
berubah menjadi hujan yang juga disertai badai, hingga akhirnya ditutup dengan
hadirnya kembali pelangi dalam hidup mereka.
gb. diambil dr sini
Judul Buku : Rainbow, Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis : Eni Martini
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tebal : 201 hal + iii
ISBN : 978-602-02-1609-6
Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Judul: Rainbow – Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Terbit: Juli, 2013
Halaman: 201 halaman
ISBN: 978-602-02-1609-6 - See more at: http://chemistrahmah.com/review-rainbow-selalu-ada-pelangi-setelah-badai-hujan.html#sthash.STM4UJS9.dpuf
Akna dan Keisha adalah sepasang sejoli
yang amat saling mencintai. Perjalanan pernikahan mereka yang baru akan
menginjak umur setahun benar-benar hanya berisi keindahan, meski mereka belum
dikaruniai seorang anak. Hingga hadirlah badai tersebut, tepat di malam
anniversary pernikahan mereka. Akna mengalami kecelakaan yang membuatnya harus
kehilangan sebelah kakinya. Peristiwa itu tentu saja seperti mimpi buruk – bagi
Keisha, terlebih bagi Akna sendiri.
Keisha – meskipun tertatih, tetap
menguatkan langkah untuk tetap setia dan menjadi istri yang baik. Ia juga
berusaha sekuat tenaga membuat roda perekonomian keluarganya tetap berjalan,
setelah Akna dirumahkan oleh kantornya. Sedang bagi Akna, kehilangan satu kaki
adalah kiamat bagi ego kelelakiannya. Ia kehilangan seluruh kepercayaan
dirinya, hingga semua orang yang tulus bersimpati atas keadaannya pun
dianggapnya tak lebih dari sekedar menghina dan menertawakannya. Bahkan
perjuangan istri tercintanya pun diartikan amat negative baginya.
Separuh lebih bagian dari novel ini
bercerita tentang perjuangan Keisha mempertahankan rumah tangganya diatas sikap
suaminya yang semakin tidak ia pahami. Hingga Keisha sampai pada titik dimana
ia merasa tak lagi mampu dan ingin menyerah – lantaran perbuatan suaminya yang
amat melukai perasaannya. Saya sedikit merasa novel ini sinetron sekali.
Setelah serangkaian terjangan badai di hampir keseluruhan isi novel, lalu
ditutup dengan ending yang begitu manis.
Meski begitu, novel ini mengandung
pelajaran yang patut diserap oleh para wanita. Bahwa seharusnya seorang istri
harus tetap berdiri tegak di belakang suaminya, seterpuruk apapun keadaan
suaminya. Hal tersebut tercermin dari sikap Keisha yang tetap setia dan
tetap menunjukkan hormatnya pada Akna
meski Akna benar-benar tengah jatuh.
Tapi ada dua hal dalam yang cukup
mengganggu bagi saya. Pertama, gaya bahasa yang ‘campur-campur’. Contohnya,
saat tengah sampai pada bagian serius dan ‘harusnya’ mampu mengaduk perasaan
saya, saya harus menemui satu-dua kata tidak baku bahkan kadang jadi terkesan ‘main-main’
sehingga membuyarkan kesan dramatisnya. Mungkin karna saya tipe orang yang suka
baca novel yang kalau serius ya serius sekalian, kalau santai ya santai
sekalian. Hehe
Yang kedua, adalah selipan adegan Emi
yang tidak sedang di rumah saat dihubungi oleh Keisha yang tengah kalut di pagi
buta, dan di ternyata justru tengah tidur bersama Dimas, padahal mereka belum
menikah L. Selipan adegan itu jadi sangat
mengganggu karna di banyak bagian dalam novel ini penulis menyelipkan cukup
banyak nilai religious di dalamnya.
Tapi, secara keseluruhan… novel ini bisa masuk salah satu rekomendasi
bacaan bagi kita yang sering merasa amat menderita dengan banyak sekali cobaan
– agar kita kembali sadar, bahwa kita harus tetap tegak berdiri menghadapinya,
dan pelangi pastilah akan segera menyambut di depan sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar